TAKSONOMI BLOOM
SINERGI
TAKSONOMI
, HASIL DARI SAINTIS MODERN GLOBAL , DAN TRIDAYA HASIL DARI AKAR BUDAYA TRADISONAL
BANGSA DAPAT BERSINERGI DENGAN BERLANDASKAN AJARAN ING NGARSA SUNG TULADHA, ING
MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI, INILAH KARAKTER SEJATI SANG PENDIDIK YANG
DIBUTUKAN ANAK BANGSA.
( Syukron Sazly)
Taksonomi Bloom Serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia
1. Ranah Kognitif
Ranah
ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang
telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi,
penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif
(intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang
menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang
terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:
♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada
jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi
yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta
khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori,
kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan
tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya.
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan
hapalan saja.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang,
mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks,
memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru,
mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan,
mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis.
♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pada
jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami
materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu;Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi) dan Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di
jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya
sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,
mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan,
menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan,
memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, dan menjabarkan.
♦ C3 (Penerapan/Application)
Pada
jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi
pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya
dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik
dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada
situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapakan, menyesuaikan,
mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun,
membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih, menggali,
mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan,
mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses,
mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, dan
mentabulasi.
♦ C4 (Analisis/Analysis)
Pada
jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Kemampuan ini dapat berupa :
- Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
- Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
- Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di
jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam
beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta
serta menemukan hubungan sebab akibat.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,
mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan,
mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah,
membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan,
memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan
mentransfer.
♦ C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada
jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang
unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik,
rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak.
Di
jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau
teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan,
mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun,
menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi,
merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas,
memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi, menggabungkan,
memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan, memproduksi,
merangkum, dan merekonstruksi.
♦ C6 (Evaluasi/Evaluation)
Pada
jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu
hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini
berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada
jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru,
pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik
dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis
evaluasi yaitu :
- Evaluasi berdasarkan bukti internal
- Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik,
menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan,
menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum,
membuktikan, memvalidasi, mengetes, mendukung, memilih, dan
memproyeksikan.
2. Ranah Afektif
Ranah
afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,
emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan
belajar mengajar.
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan
Kategori
ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan
masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan
adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari
luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan
dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik
dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang
diajarkan kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan
diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, dan
meminati.
♦ Responding/Menanggapi
Kategori
ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu
sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan
dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan
tugas tepat pada waktunya.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menjawab, membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut,
mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan,
memilah, dan menolak.
♦ Valuing/Penilaian
Kategori
ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya
mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk
menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan
bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab
terhadap segala hal selama proses pembelajaran.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas,
memprakarsai, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan
menyumbang.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola
Kategori
ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat
dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari
suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi,
mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
menegosiasikan, dan merembuk.
♦ Characterization/Karakteristik
Kategori
ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki
nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada
bukti yang tidak mendukung pendapatnya.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan,
mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.
3. Ranah Psikomotor
Ranah
ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang
terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan
interperatif.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
♦ Meniru
Kategori
meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh
yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari
keterampilan itu.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur,
mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan,
memposisikan, dan mengonstruksi.
♦ Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi,
mereparasi, dan mencampur.
♦ Pengalamiahan
Kategori
ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan
gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong,
menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan
membungkus.
♦ Artikulasi
Kategori
ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan
gerakan interpretatif.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai,
menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa, melonggarkan, dan menimbang.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Pembangunan
di Indonesia memang terus bergulir, akan tetapi sudah seimbangkah
dengan pembangunan di bidang pendidikannya? Pembangunan secara fisik
memang baik, namun tidak akan berdampak baik jika moral bangsanya
terpuruk, karena akan berakibat dihasilkannya lulusan pendidikan yang “pinter keblinger”.
Sehingga perlu adanya suatu perbaikan untuk permasalahan ini, cara yang
tepat untuk memperbaiki moral bangsa adalah dengan ilmu, dan ilmu
didapat dari pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting dan
perlu dijadikan prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Permasalahan
pembangunan di bidang pendidikan memang sangat menjadi sorotan, namun
upaya dari pemerintah sendiri masih dikatakan sangat minim karena belum
juga satu masalah terselesaikan sudah bermunculan lagi masalah yang
lainnya.
Kini yang menjadi masalah umum dalam pendidikan yaitu :
- Kualitas peserta didik rendah, dapat dikatakan demikian karena kurangnya minat dari peserta didik untuk belajar dan mengenyam bangku sekolah serta malasnya peserta didik untuk pergi bersekolah atau belajar.
- Para pengajar kurang profesional, padahal keprofesionalan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pengajar.
- Biaya pendidikan yang mahal, sehingga warga masyarakat yang kurang mampu merasa tidak sanggup untuk membayar uang sekolah dan memutuskan untuk memberhentikan anaknya sekolah. Serta minimnya informasi terkait beasiswa bagi peserta didik yang kurang mampu namun berprestasi.
- Bahkan UU pendidikan pun terancam kacau, karena dalam implementasinya kurang memberikan hasil yang memuaskan.
Permasalahan
pendidikan yang akan lebih ditekankan dalam pembahasan ini adalah
mengenai poin nomor 3 diatas yaitu tentang biaya pendidikan yang mahal,
belum mencukupinya bantuan dari pemerintah serta tidak meratanya
pemberian bantuan tersebut.
Pemerintah
sudah berusaha dengan keras mengatasi masalah pendidikan ini. Hal ini
sudah terbukti dengan adanya sekolah-sekolah gratis bagi peserta didik
yang kurang mampu yang menandakan bahwa memang pendidikan itu adalah
hak semua warga negara tanpa kecuali (baik kaya maupun miskin). Namun,
ternyata memang benar untuk mendapatkan pendidikan yang baik itu
memerlukan biaya yang memang tidak sedikit sehingga sebagian besar
sekolah masih menggalakan adanya pembayaran untuk sekolah.
Permasalahan yang muncul kemudian dan menjadi sorotan masyarakat adalah :
- Sekolah gratis memang ada, peserta didik bisa melaksanakan kegiatan belajar tanpa memikirkan biaya, namun sayangnya sekolah-sekolah tersebut berada di daerah terpencil.
- Fasilitas di sekolah kurang lengkap atau kurang memadai, hal ini dapat dikarenakan komponen sekolah tidak terlalu paham dengan perkembangan zaman atau dapat pula dikarenakan biaya dari pemerintahnya kurang mencukupi.
- Staf pengajarnya kurang berkompetensi, hal ini dikarenakan para pengajar dari kalangan yang ingin mengajar saja, sukarela. Oleh karena sukarela itu, makanya para pegajar lebih memilih sekolah yang dapat memberikan jaminan penghidupan yang lebih dibanding dengan mengajar di sekolah yang jaminan penghidupannya lebih kecil.
- Kurikulumnya tidak tepat. Pengajar akan merasa kewalahan dengan kurikulum disebabkan fasilitas dan kemampuannya yang juga terbatas.
- Sistem administrasi serta birokrasinya terkesan berbelit-belit. Dikatakan berbelit-belit karena kurangnya pengalaman dalam menjalankan administrasi dan birokrasi pendidikan di sekolah tersebut.
Secara jelasnya permasalahan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Peta Konsep Permasalahan Pendidikan di Indonesia :
Sumber :
Komentar
Posting Komentar